Bab 2 Wahyu dan Al Quran
Pada bab ini, aku tidak akan memberikan banyak catatan.
Bahasannya lebih mudah dimengerti daripada bab 1 kemarin, Alhamdulillah ini berarti otakku sudah mulai bisa menerima.
Judulnya Wahyu dan Al Quran.
Catatan penting yang aku note disini adalah sebagai berikut, "Al Quran adalah merupakan salah satu karya sastra agama yang paling penting".
Pertama, Hakikat Wahyu.
Pendapat umat islam mengenai wahyu adalah bahwa wahyu merupakan inisiatif dari Allah yang mengungkapkan kehendakNya kepada manusia melalui para Nabi yang telah dipilih.
Dan umat Islam percaya bahwa nabi penerima wahyu terkahir adalah Nabi Muhammad.
Bagi umat islam, nabi mendapatkan pengalaman pewahyuan dengan mendengarkan 'suara' Allah dalam hatinya dan hanya mampu menggambarkannya dalam gambaran metaforis. Di buku juga dijelaskan, kadang dia menggambarkan penerimaan wahyu dengan mendengar semacam suara 'dering bel'.
Disini aku merasa aneh dengan 'dering bel', bagaimana bisa?
Kandungan isi wahyu ini kemudian dikenal sebagai Al Quran. Al Quran dalam bahasa arab merupakan pusat keimanan kaum muslim, dan penting untuk membandingkan pandangan umat islam ini dengan keyakinan agama lain, terutama keyakinan agama yang juga memiliki kitab suci, seperti yudaisme dan kristen. Namun beberapa penulis mengulas bahwa mungkin akan lebih akurat untuk membandingkan kedudukan Al Quran bukan dengan Al Kitab tetapi dengan pribadi Yesus Kristus sendiri.
Hiiiii... pas baca ini, aku sempat berpikiran, hati-hati, hati-hati. Karena ini tidak hanya menyangkut mengenai islam, namun juga telah berbicara mengenai agama lain. Rasanya, impianku dulu untuk menjadi kristolog memang tidak masuk akal jika melihat aku sekarang yang mmm.. bisa dibilang pengetahuan agamanya masih sedikit.
Disini aku juga membaca mengenai sakremen ekaristi. Apa ya itu?
Sebenarnya bisa sih, aku cari di internet. Tapi ku rasa, tanya kepada yang lebih bisa dipercaya daripada internet, kayaknya lebih baik. Iya kan? 😊
Kedua, Bentuk Wahyu dalam Konteks Islam
Di buku ini dijelaskan ada tiga bentuk wahyu. Bentuk pertama, melalui wahyu, melibatkan komunikasi langsung dari Tuhan kepada si penerima. Bentuk kedua, yakni 'dari balik tabir', dan mengacu pada skenario di mana Allah berfirman kepada seseorang secara langsung dengan menggunakan kata-kata, tetapi pendengar tidak melihat Dia. Bentuk ketiga, yakni melalui seorang utusan, bentuk wahyu ini adalah bentuk wahyu yang paling jelas dan paling pasti, serta beberapa sarjana muslim lebih mempercayai ini.
Ada yang tidak ku mengerti dalam hal ini, yakni ketika aku membaca, "... Al Quran menyatakan bahwa Al Quran dituliskan pada sebuah 'lembaran yang dipelihara' (al-lauh al-mahfuzh) di surga." Ini maksudnya Al Quran setelah jadi Al Quran atau ketika Al Quran masih menjadi lembara? Aku bingung disini.
Ketiga, Pengalaman Nabi Muhammad tentang Wahyu
Wahyu pertama, ketika yaitu ketika Nabi Muhammad mengasingkan dirinya di Gua Hira, saat beliau berumur 40 tahun. Nah disini aku ingin mengulangi kembali pertanyaan mengenai, jadi sebelum berusia 40 tahun, apa agaman Nabi Muhammad?
Nabi Muhammad menerima wahyu selama 22 tahun sampaii meninggalnya. Beberapa kalangan muslim percaya bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu melalui Malaikat Jibril, namun terdapat beberapa pandangan lain bahwa Nabi Muhammad juga menerima wahyu dengan bentuk yang lain seperti yang telah dijelaskan di atas.
Ohya ada pertanyaan juga mengenai apa bedanya sebutan Muhammad versi umat islam? Ada Rasulullah, Rasul Allah, Nabi, dan Rasul?
Keempat, Wahyu: Firman Allah dalam Bahasa Manusia
Dalam hal ini dibahas bahwa dalam Al Quran sama sekali tidak menyertakan kata-kata atau ide-ide dari nabi. Semua berasal dari kehendakNya. Hal ini menimbulkan beberapa perdebatan, apakah Al Quran diciptakan seperti halnya makhluk yang lain yang ada di dunia atau bukan? Karena jika Al Quran merupakan sifat dari Allah, maka Al Quran barus bersifat kekal tanpa awal dan akhir.
Terdapat beberapa aliran utama mengenai masalah ini. Yaitu aliram teologi Al Asy'ariyah, aliran teologi Mu'tazilah dan aliran Kamu Tradisionalis.
Entah tapi aku rasa, aku dan kita semua (?) termasuk dalam aliran terakhir ini, yang tidak terlalu banyak terlibat dalam perdebatan teologis, yang kritis terhadap perspektif Mu'tazilah maupun al-Asy'ariyah. Para pendukung pandangan ini berpendapaat bahwa umat islam tidak seharusnya membahas apakah Al Quran diciptakan, karena hal ini tidak disebutkan dalam Al Quran, oleh Nabi atau sahabatnya. Benar kan kita termasuk dalam golongan terkahir?
Kelima, Al Quran sebagai Wahyu Ilahi yang Murni
Murni tidak ada keikutsertaan ide-ide serta perkataan dari Nabi maupun dari utusan. Di sub bab ini, bagiku sudah jelas.
Keenam, Kata-kata yang Diucapkan dan Ditulis.
Nah ada kalimat terkahir dari subbab ini yang menjadi pertanyaan buatku, "Al Quran datang untuk dipahami sebagai sebuah kitab suci yang ditulis, meskipun seluruh isi Al Quran baru disusun sebagai dokumen tertulis secara utuh setelah wafatnya nabi." Nah pertanyaannya adalah, jadi bagaimana bisa? Lalu siapa yang mennyusunnya? Dan mengenai urutan? Bagaimana jika ada yang salah?
Terkahir, Wahyu dan Interpretasi
Aku cuma pengin tanya satu hal, apa itu pemikiran ortodoksi (semua pemikiran pada abad pertengahan)?
Selanjutnya, Pemahaman yang Lebih Luas mengenai Wahyu serta Tingkatan Wahyu Al Quran
Dimulai dari Tuhan itu sendiri secara langsung, lallu lembaran yang dipelihara (Lauh Mahfudz), lalu langit, Malaikat Jibril dan Muhammad. Pada tingkatan pertama, ini merupakan di luar pemahaman manusia. Lalu tingkatan kedua, yang dilafadzkan dalam konteks manusia, yaitu firman Allah dilafadzkan dalam konteks manusia. Tingkat ketiga, wahyu berkaitan dengan teks yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari umat islam. Keempat, melibatkan dua dimensi wahyu berikutnya masih terjadi. Yang berarti bahwa umat menerapkan makna Al Quran ke dalam kehidupan mereka samlai saat ini.
Sekian.
^^
Bintu Qalby
02 Juli 2017
No comments:
Post a Comment