Bab 1 : Al Qur'an dalam Konteksnya
Dalam bab 1 ini ada beberapa hal yang dibahas mengenai pewahyuan al-Quran. Mulai dari bahasa yang dipakai, arti, dari mana bisa turun wahyu yang seperti itu dan lain sebagainya. Pertama kali baca, sempat ada pertanyaan yang terlintas, begini, "lalu siapa yang menciptakan Al Quran?", benar sekali, pas aku punya pertanyaan semacam itu, aku sempat khawatir, dosa ngga ya. Bener kata temanku, belajar ini memang butuh Guru. Aku bertanya begitu setelah membaca halaman 23. Sebenarnya sudah dari awal aku punya banyak pertanyaan, namun aku tahan. Mungkin karena aku belum membacanya sampai selesai kan.
Oke jadi pertanyaan selanjutnya adalah, "lalu sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT, apa agama beliau sebenarnya? Islam kah? Pagan? Yahudi? Atheis? Atau apa?"
Ternyata di buku ini banyak hal yang belum dibahas di buku agamaku dulu sejak SD sampai bangku kuliah. Ya mungkin karena memang tidak fokus di agama. Dan banyak sekali ternyata yang aku baru tahu. Seperti apa itu Isra' yang ternyata adalah perjalannya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yerussalem, ada juga Hijrah yang ternyata migrasi ke Madinah.
Banyak hal yang turut mempengaruhi dalam "adanya" al-Quran, yang biasa kita sebut asbabun nuzul, namun juga banyak riwayat yang saling bertentangan satu sama lain. Ada juga pembahasan melalui sosio-historis, yang berdasar pada cerita-cerita sejarah. Namun kembali tadi, jika kita membahas hal tersebut khawatirnya akan menjadi ancaman bagi orisinalitas ilahiah al-Quran. Oke mari kita bahas satu persatu mengenai pesan al-Quran yang selama ini seirng kita baca yang hanya sekedar untuk membaca.
Pertama, dunia Nabi Muhammad SAW.
Mengapa dunia Nabi Muhammad SAW menjadi topik utama kita? Berdasar buku ini, hal ini dikarenakan Al Quran memuat banyak sekali referensi tentang dunia kultural dan material Hijaz (antara Makkah dan Madinah, hijaz perlu saya kurungi disini karena untuk orang yang awam dalam pengetahuan agama mungkin tidak akan mengerti apa itu hijaz). Hijaz ini meliputi budaya yang ada mulai dari budaya mediterania, termasuk yahudi dan kristen, hingga arab selatan. Hal ini akan membantu umat untuk memahami koneksi antara teks Al Qurab dan keadaan lingkungan yang memunculkan ayat tersebut.
Kedua, kehidupan Hijaz dan Badui.
Siapa yang mengira kalau ternyata suku Badui sudah ada sejak jama dahulu kala? Aku pikir suku badui hanya ada di Jawa Barat yang katanya pedalaman itu. Tapi ternyata setelah aku baca, iya tidak jauh berbeda kok. Intinya dalam pembahasan ini tiap suku pada masa itu punya Tuhannya masing-masing dan bahkan sudah ada haji, namun namanya Haji Kuno. Apa bedanya ya sama Haji yang sekarang? Daaaaan, itu agama apa?
Ketiga, Kota Nabi: Makkah dan Madinah
Orang-orang Makkah sebagian besar terdiri dari beberapa klan yang membentuk suku Quraisy. Banyak orang Makkah terlibat dalam kafilah perdagangan. Sedang orang Madinah dihuni oleh suku yang berbeda-beda yang menciptakan transisi dari kehidupan nomaden ke pertanian yang menetap. Dua kelompok terbesar di Madinah adalah suku Aws dan Khazraj. Menjelang awal abad 7 M, kedua suku ini terlibat pertikaian. Sampai pada akhirnya, banyak suku-suku Yahudi juga bersekutu baik dengan suku Aws ataupun Khazraj atau salah satu dr submarga mereka.
Keempat, Konteks agama Hijaz
Pada zaman Nabi Muhammad, terdapat beberapa tradisi agama yang lebih dulu tumbuh di Arab. Di Makkah banyak dikuasai oleh Kaum Pagan, sedang di Madinah orang-orang non yahudi pun sebagian besar merupakan suku pagan. Namun agama suku ini tidak menunjukkan kemajuan yang pesat, dan sebagian besar orang Arab pagam tidak terlalu religius. Banyak dari mereka yang tidak hanif, menyembah tidak hanya pada yang esa. Pada akhir abad 6 M, terjadi interaksi substansial antara penduduk Hijaz dan penduduk di bagian Arab lain melalui perdagangan, hal ini nantinya juga akan ikut mempengaruhi Al Quran.
Kelima, Kehidupan Nabi Muhammad SAW sbg Bagian dari Konteks
Nah disini memceritakan mengenai kehidupan Nabi. Dan disini juga aku ada pertanyaan, lalu sebelum usia 40 tahun Nabi Muhammad SAW muslim atau bukan? Belum ada jawaban di bukunya. Disini juga menceritakan beberapa perang yang terjadi lada zaman nabi serta bagaimana sejarah adanya kalender hijriyah. Benar. Ini pengetahuan baru untukku. Ini karena perpindahan atau hijrah atau migrasi dari Makkah ke Madinah di bagian utara. Kalender ini memiliki selisih dengan kalender masehi. Oleh karena itu hari besar islam selalu berganti harinya.
Keenam, Konteks Sosio-Histori dan Bahasa Budaya
Sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bahwa disini dijelaskan konteks budaya hijaz merupakan titik pijak bagi Al Quran dan nabi dalam membingkai istilah-istilah dalam agama baru yang terbentuk di Makkah dan Madinah ini. Al Quran juga menyesuaikan dengan sejumlah praktik yang telah ada sebelumnya, seperti puasa, dan juga datang untuk menerima praktik pra islam dengan beberapa modifikasi. Nah ini juga menjadi pertanyaan. Hal ini berarti bahwa Al Quran menyesuaikan dengan kehidupan Hijaz ya? Ini berdasar konteks sosio historis dan bahasa budayanya sih. Tapi kok masoh bikin bingung. Apa benar Al Quran menyesuaikan?
Yang terkahir, ini bahasan yang saya suka, Bahasa Etik Al Quran: Konteks dan Perempuan
Banyak orang yang menyimpulkan bahwa bahasa Al Quran sebagai hukum bagi umat, sehingga menjadi penentu utama dalam berbuat atau menilai sesuatu. Namun, kadang terdapat beberapa ayat yang tidak selalu sama dan kadang berlawanan. Terutama dalam konteks mengenai perempuan. Bagaimana derajatnya, dihormatikah atau tidak. Hal ini membuat pembaca bingung kadang. Atau mungkin pembacanya yang kurang pas dalam menafsirkan? Aku juga kurang tahu. Yang jelas, karena hal itulah di sub bab terkahir ini, judulnya adalah bahasa etik Al Quran. Sepertinya memang tidak sembarangan dalam menfsirkan ini, karena satu sama lain akan saling berkaitan. Ada yang menarik mengenai ayat Al Quran yang menerangkan bahwa di sisi Tuhan, sayu-satunya perbedaan dari setiap konsekuensi antara manusia adalah kesalahan mereka dan itu berarti dalam hal ini, perempuan dan laki-laki sama (?) Bagaimana menurutmu?
Ini juga yang menarik, ternyata Al Quran juga memberikan batasan mengenai jumlah istri yang diizinkan untuk dimiliki oleh seoranh laki-laki dan kapan laki-laki dilarang memiliki lebih dari satu istri. Benar, ini nyata. Semua jawaban dari akar permasalahan hidup ini dibabat habis dalam Al Quran. Lengkap!
Eh ternyata yang tadi belum yang terkahir, ada yang ketujuh, Arus Intelektual yang Mempengaruhi Keterlibatan Muslim dengan Al Quran.
Yang aku tangkap dalam pembahasan ini adalah mengenai lahirnya beberapa aliran dalam islam. Ada Khariji, yang memiliki keyakinan bahwa umat islam yang yang melakukan dosa besar tidak lagi termasuk golongan orang beriman. Syiah, yang memiliki keyakinan bahwa Ali, sepupu dan menantu Nabi seharusnya otomatis menjadi pengganti pemimpin politiknya dan kepemimpinan berikutnya harus dalam lingkup keluarga nabi. Selanjutnya, sunni yang berbeda dari Khariji dan bukan Syiah, islam sunni dipandang sebagai kelompok ortodoks dan masih mewakili mayoritas umat islam saat ini. Ada beberapa orientasi dalam hal ini, orientasi teologis, orientasi mistik, dan orientasi fiqh. Yang dijelaskan bahwa dalam orientasi fiqh terdapat madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi'i, madzhab Hambali dan madzhab Ja'fari.
Dalam arus intelektual, Al Quran memiliki dampak besar pada bagaimana Muslim membaca dan menafsirkan Al Quran. Dan ketiga hal tadi memiliki pengaruh besar dalam hal ini.
Sekian ^^
Bintu Qalby
27 Juni 2017
No comments:
Post a Comment